Beraktivitas Tanpa Mata Kering dengan Insto Dry Eyes
# Kenali Beragam Gejala dan Penyebab Mata Kering
Mata merah, gatal, pegel, cepat lelah, dan perih disertai dengan sensasi kelilipan terus menerus merupakan beberapa gejala mata kering yang kerap terjadi. Penyakit mata kering adalah suatu kondisi di mana mata kurang mendapatkan pelumasan karena produksi air dari kelenjar lakrimal yang berkurang atau terjadi defisiensi lapisan minyak pada permukaan mata yang bisa disebabkan oleh disfungsi kelenjar meibomian sehingga penguapan air mata menjadi lebih cepat dibandingkan produksinya [2,3]. Permukaan mata manusia terdiri dari tiga lapisan penting, lapisan mukosa, lapisan air, dan lapisan minyak [5,6].
Lapisan mukosa (mucous layer) merupakan lapisan terdalam pada permukaan mata dengan ketebalan antara 2,5–5 μm dan terdiri dari protein yang kaya akan gula. Lapisan mukosa berfungsi membantu menyebarkan kembali lapisan air setiap kali mata berkedip, memberikan perlindungan dan kelembaban yang diperlukan.
Selanjutnya, lapisan air (aqueous layer) terletak di tengah, memiliki ketebalan sekitar 4 μm, dan mengandung larutan garam. Lapisan ini diproduksi oleh kelenjar lakrimal (lacrimal gland) dan membentuk mayoritas komponen air mata kita, memberikan nutrisi dan membersihkan mata.
Berikutnya, lapisan minyak (oil layer atau lipid layer) sebagai lapisan terluar dari permukaan mata dengan ketebalan antara 0,015–0,160 μm. Lapisan ini dihasilkan oleh kelenjar meibomian dan berfungsi untuk melindungi lapisan air mata dari penguapan berlebih, membantu menjaga stabilitas komponen air mata.
Keseimbangan ketiga komponen tersebut sangat menentukan stabilitas lapisan air mata. Ketidakseimbangan, seperti kurangnya produksi lapisan lemak oleh kelenjar meibomian atau ketidakmampuan lapisan mukosa menyebarkan air mata secara efektif, dapat menyebabkan berkurangnya kadar air mata. Hal ini meningkatkan gesekan antara kelopak dan bola mata, akhirnya dapat berakibat pada kerusakan permukaan okular, termasuk kornea dan konjungtiva.
Mata merah, gatal, pegel, cepat lelah, dan perih disertai dengan sensasi kelilipan terus menerus merupakan beberapa gejala mata kering yang kerap terjadi. Penyakit mata kering adalah suatu kondisi di mana mata kurang mendapatkan pelumasan karena produksi air dari kelenjar lakrimal yang berkurang atau terjadi defisiensi lapisan minyak pada permukaan mata yang bisa disebabkan oleh disfungsi kelenjar meibomian sehingga penguapan air mata menjadi lebih cepat dibandingkan produksinya [2,3]. Permukaan mata manusia terdiri dari tiga lapisan penting, lapisan mukosa, lapisan air, dan lapisan minyak [5,6].
Lapisan mukosa (mucous layer) merupakan lapisan terdalam pada permukaan mata dengan ketebalan antara 2,5–5 μm dan terdiri dari protein yang kaya akan gula. Lapisan mukosa berfungsi membantu menyebarkan kembali lapisan air setiap kali mata berkedip, memberikan perlindungan dan kelembaban yang diperlukan.
Selanjutnya, lapisan air (aqueous layer) terletak di tengah, memiliki ketebalan sekitar 4 μm, dan mengandung larutan garam. Lapisan ini diproduksi oleh kelenjar lakrimal (lacrimal gland) dan membentuk mayoritas komponen air mata kita, memberikan nutrisi dan membersihkan mata.
Berikutnya, lapisan minyak (oil layer atau lipid layer) sebagai lapisan terluar dari permukaan mata dengan ketebalan antara 0,015–0,160 μm. Lapisan ini dihasilkan oleh kelenjar meibomian dan berfungsi untuk melindungi lapisan air mata dari penguapan berlebih, membantu menjaga stabilitas komponen air mata.
Keseimbangan ketiga komponen tersebut sangat menentukan stabilitas lapisan air mata. Ketidakseimbangan, seperti kurangnya produksi lapisan lemak oleh kelenjar meibomian atau ketidakmampuan lapisan mukosa menyebarkan air mata secara efektif, dapat menyebabkan berkurangnya kadar air mata. Hal ini meningkatkan gesekan antara kelopak dan bola mata, akhirnya dapat berakibat pada kerusakan permukaan okular, termasuk kornea dan konjungtiva.
Menjaga kesetimbangan air mata bisa dimulai dengan dengan mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin A seperti wortel yang mengandung beta karoten, Lutein dan Zeaxanthin seperti sayuran hijau, dan Asam lemak omega-3 seperti ikan. Akan tetapi tidak cukup hanya pemeliharaan dari dalam, kita juga perlu memperhatikan faktor-faktor luar apa saja yang bisa mempengaruhi kesetimbangan air mata kita. Paparan angin, debu, asap, ruangan ber-AC, kondisi cuaca yang ekstrim seperti angin kencang atau sinar matahari yang berlebihan adalah rentetan penyebab terjadinya mata kering. [1,2]. Jangan disepelakan! Mata kering yang berkelanjutan dapat menyebabkan efek jangka panjang yang sangat berbahaya terutama pada kesehatan kornea dan konjungtiva [4]. Oleh karena itu, pencegahan terjadinya mata kering sebaiknya dilakukan sejak gejala-gejalanya pertama kali dirasakan.
# Insto Dry Eyes Sebagai Pengganti Air Mata saat Mata Kering
Beruntungnya, bahaya mata kering segera saya sadari sejak awal beberapa gejalanya saya rasakan sekitar lima tahun yang lalu. Pada saat memasuki semester akhir aktivitas di kampus memuncak karena beban studi yang semakin banyak sudah memasuki semester akhir sehingga hampir setiap hari saya harus berhadapan dengan layar komputer di ruangan ber-AC untuk mengolah data penelitian tesis yang bertumpuk dan menulis paper ilmiah untuk konferensi. Selain itu, kondisi udara kota yang tidak sehat juga semakin memperburuk kesehatan mata. Mata saya benar-benar terasa lelah, sepet, dan perih dibuatnya bahkan penglihatan menjadi buram dan tidak fokus, padahal pengolahan data yang harus saya kerjakan memerlukan konsentrasi dan fokus yang tinggi. Kalau bukan karena rekan peneliti di kampus menawarkan obat tetes mata insto dry eyes kepada saya, mungkin saja kesehatan mata saya akan terus memburuk. Awalnya saya sempat ragu, bukan karena saya tidak mempercayai produk ini melainkan karena sebelumnya belum pernah menggunakan obat tetes mata selain dari resep dokter. Namun kemudian, saya memberanikan diri untuk menggunakannya setelah mengetahui keamanan produk tersebut termasuk karakteristik zat-zat aktif yang terkandung di dalamnya (lihat gambar 3). kepadatan lalu lintas yang membuat perjalanan pulang menjadi melelahkan. Seiring berjalannya waktu, saya mulai merasakan dampak negatif dari paparan berkepanjangan terhadap layar komputer. Mata saya terasa kering, perih, dan sering kali terjadi ketegangan otot di sekitar area mata.
Beruntungnya, bahaya mata kering segera saya sadari sejak awal beberapa gejalanya saya rasakan sekitar lima tahun yang lalu. Pada saat memasuki semester akhir aktivitas di kampus memuncak karena beban studi yang semakin banyak sudah memasuki semester akhir sehingga hampir setiap hari saya harus berhadapan dengan layar komputer di ruangan ber-AC untuk mengolah data penelitian tesis yang bertumpuk dan menulis paper ilmiah untuk konferensi. Selain itu, kondisi udara kota yang tidak sehat juga semakin memperburuk kesehatan mata. Mata saya benar-benar terasa lelah, sepet, dan perih dibuatnya bahkan penglihatan menjadi buram dan tidak fokus, padahal pengolahan data yang harus saya kerjakan memerlukan konsentrasi dan fokus yang tinggi. Kalau bukan karena rekan peneliti di kampus menawarkan obat tetes mata insto dry eyes kepada saya, mungkin saja kesehatan mata saya akan terus memburuk. Awalnya saya sempat ragu, bukan karena saya tidak mempercayai produk ini melainkan karena sebelumnya belum pernah menggunakan obat tetes mata selain dari resep dokter. Namun kemudian, saya memberanikan diri untuk menggunakannya setelah mengetahui keamanan produk tersebut termasuk karakteristik zat-zat aktif yang terkandung di dalamnya (lihat gambar 3). kepadatan lalu lintas yang membuat perjalanan pulang menjadi melelahkan. Seiring berjalannya waktu, saya mulai merasakan dampak negatif dari paparan berkepanjangan terhadap layar komputer. Mata saya terasa kering, perih, dan sering kali terjadi ketegangan otot di sekitar area mata.
Untuk lebih jelasnya, berikut saya uraikan beberapa faktor yang menyebabkan mata kering di dalam kotak di bawah ini:
-
Gadget
-
Air Conditioner
-
Lensa Kontak
-
Obat-obatan
-
Faktor Usia
<
>
Tanpa disadari penggunaan gadget yang terlalu lama dan berlebihan membuat mata cepat kering. Hubungan antara waktu yang dihabiskan di depan layar digital dan risiko terjadinya mata kering diteliti oleh Mufti dkk yang hasilnya menunjukkan bahwa peningkatan durasi penggunaan layar digital terbukti meningkatkan risiko terjadinya mata kering [7]. Hal serupa juga ditemukan oleh Moon dkk [8] dalam penelitiannya bahwa dari seluruh anak yang menderita mata kering, 97% diantaranya merupakan pengguna smartphone dengan rata-rata penggunaan lebih dari tiga jam per hari, sedangkan anak-anak yang tidak terkena mata kering menggunakan smartphone rata-rata kurang dari satu jam per hari. Mereka menjelaskan bahwa menatap smartphone terlalu lama dapat menurunkan tingkat kedip mata dan membuat kedipan mata menjadi tidak sempurna karena kelelahan sehingga kedipan mata gagal menyebarkan air mata ke seluruh permukaan mata secara sempurna. Hal tersebut berakibat pada penguapan air mata yang lebih cepat dari seharusnya.
|
Pada dasarnya, Air Conditioner (AC) atau pendingin udara menurunkan temperatur ruang dengan cara mengeluarkan udara panas yang kaya dengan kandungan uap air dari dalam ke luar ruangan sehingga semakin lama pendingin tersebut bekerja, semakin banyak udara panas yang dikeluarkan yang berarti semakin rendah jumlah kandungan air atau kelembaban udara dalam ruangan tersebut. Dalam kondisi tersebut, udara di dalam ruangan menjadi sangat kering sehingga mata menjadi kering karena penguapan lapisan air mata yang berlebih, apalagi kalau udara yang dihembuskan AC secara langsung mengenai mata. Penurunan suhu ruangan juga menyebabkan menurunnya kemampuan kelenjar meibomian dalam memproduksi lapisan minyak yang berfungsi mencegah penguapan air mata yang terlalu cepat.
|
Faktor lain yang paling rentan menyebabkan mata kering adalah penggunaan lensa kontak karena lensa kontak berinteraksi langsung dengan permukaan mata. Reddy dkk [9], dari International Medical University, Malaysia, melaporkan bahwa semua gejala mata kering secara signifikan terjadi pada pengguna lensa kontak dibandingkan pengguna lensa non-kontak (kacamata). Mereka menambahkan bahwa gejala yang paling umum dialami oleh pemakai lensa kontak adalah mata kering (73,5%) sedangkan pada pengguna lensa non-kontak adalah mata lelah (77%). Hal tersebut mungkin disebabkan oleh penurunan jumlah kelenjar meibomian fungsional yang mana penurunan tersebut berbanding lurus dengan durasi pemakaian lensa kontak seperti yang telah diteliti oleh Arita dkk [10]. Penurunan kelenjar meibomian fungsional ini menurunkan produksi minyak yang berfungsi untuk melindungi lapisan air pada mata agar tidak cepat menguap.
Mata kering bisa terjadi karena berbagai hal, mulai dari karena terlalu sering beraktivitas di ruangan ber-AC, terlalu lama membaca buku atau menatap layar komputer, hingga penggunaan lensa kontak yang tidak teratur. Ketika kamu masih mengalami mata kering padahal sudah berusaha untuk menghindari berbagai aktivitas tersebut, ada baiknya kamu ingat-ingat kembali obat apa yang terakhir kamu pakai, bisa jadi mata kering yang kamu rasakan saat ini disebabkan oleh pengaruh obat-obatan tersebut. Disadari atau tidak, beberapa obat dapat
|
menyebabkan mata kering. Isothetinoin, misalnya, seringkali dikonsumsi untuk menghilangkan jerawat dengan menurunkan produksi minyak dari beberapa kelenjar tertentu termasuk salah satunya kelenjar meibomian yang terletak di kelopak mata yang seharusnya menghasilkan minyak yang berfungsi untuk melindungi lapisan air pada mata agar tidak cepat menguap. Obat lainnya, Antihistamin yang biasanya digunakan sebagai obat alergi dengan cara memblokir seluruh respon tubuh terhadap alergi termasuk bersin, gatal, dan mata berair, justru membuat mata menjadi lebih cepat kering [11].
Salah satu faktor penyebab terjadinya mata kering yang tidak bisa kita hindari dan pasti akan kita lalui adalah faktor usia. Seiring dengan bertambahnya usia kita, semua fungsi organ tubuh kita akan semakin menurun termasuk kelenjar-kelenjar yang bertanggung jawab dalam menjaga stabilitas air mata. Kelenjar-kelenjar seperti kelenjar lakrimal yang berfungsi memproduksi lapisan air (aqueous layer) dan meibomian yang berfungsi memproduksi lapisan minyak (oil layer atau lipid layer) menjadi kurang produktif sehingga mata memiliki kadar air yang sedikit dan lebih cepat kering.
|
Memastikan bahwa kandungan obat tetes mata memiliki karakteristik yang serupa dengan air mata alami sangatlah penting karena hal ini berkaitan dengan interaksi antara air mata buatan (atrificial tears) dari obat tetes mata tersebut dengan permukaan mata dan bagian-bagian sekitar mata. Air mata buatan termasuk dalam kelompok biomaterial dalam bidang oftalmologi (studi yang mempelajari penyakit mata) [12]. Oleh karena itu, zat-zat aktif yang terkandung di dalam obat tetes mata harus aman digunakan serta memiliki karakteristik seperti nilai pH, indeks bias, tegangan permukaan, osmolarity, dan viskositas yang mirip dengan air mata alami karena mata kita itu sangat sensitif. Apabila karakteristiknya jauh dari karakteristik air mata alami, gangguan dan kerusakan pada mata bisa terjadi. Ludwig dan Reimann dalam buku Practical Pharmaceutics [13] mencatat bahwa pH air mata alami manusia sekitar 7,4 dan bisa meningkat menjadi 8 karena penguapan karbondioksida setiap kali mata terbuka. Nilai pH yang terlalu rendah (di bawah 5) atau terlalu tinggi (di atas 8,5) dapat menimbulkan ketidaknyaanan dan rasa nyeri pada mata. Mereka juga menambahkan bahwa air mata alami memiliki tegangan permukaan antara 40–46 mN/m; indeks bias antara 1,336–1,338; viskositas antara 1,3–5,9 mPa.s; dan osmolarity antara 290–310 mosmol/L. Air mata buatan dengan tegangan permukaan di bawah 35 mN/m dapat memberikan efek nyeri dan tidak nyaman pada mata , sedangkan indeks bias air mata buatan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat mengangggu fokus penglihatan mata.
Obat tetes mata berperan sebagai air mata buatan. Oleh karena itu, zat-zat aktif yang terkandung di dalam obat tetes mata harus aman digunakan pada mata serta memiliki karakteristik seperti nilai pH, indeks bias, tegangan permukaan, osmolarity, dan viskositas yang mirip dengan air mata alami karena mata sangat sensitif. Apabila karakteristiknya jauh dari karakteristik air mata alami, gangguan dan kerusakan pada mata bisa terjadi.
Bagaimana dengan kandungan zat-zat aktif di dalam obat tetes mata insto dry eyes? Apakah sudah sesuai dengan karakteristik air mata alami? Berikut saya uraikan hasil studi literatur yang telah saya lakukan selengkapnya.
Terdapat dua zat yang terkandung dalam obat tetes mata Insto dry eyes, yaitu hydroxypropyl methylcellulose atau sering disebut hypromellose (HPMC) dan benzalkonium chloride (BAK) seperti ditunjukkan pada Gambar 3 dan 4. HPMC ini merupakan salah satu bahan aktif yang paling sering dimanfaatkan sebagai air mata buatan selain carboxymethylcellulose (CMC), polyethylene glycol (PEG), propylene glycol (PPG) dan sodium hyaluronate (SH) karena memiliki waktu retensi permukaan mata yang sangat baik dan transparansi yang tinggi serta mengandung sejumlah garam yang stabil seperti pada air mata alami [12, 14, 15]. Sementara itu, BAK berfungsi sebagai pengawet yang ditambahkan ke dalam obat tetes mata insto dry eyes untuk mencegah kontaminasi dalam botol yang dapat menyebabkan infeksi pada mata. Namun perlu diingat bahwa zat pengawet ini sangat beracun bagi permukaan mata apabila dosisnya berlebihan. Oleh karena itu, kita harus memastikan bahwa dosisnya aman.
Dilansir dari European Medicines Agency [16], kandungan rata-rata BAK yang aman digunakan dalam produk obat mata adalah antara 0,01–1 mg/ml. Pada kemasan insto dry eyes tercantum kandungan BAK sebesar 0,1 mg/ml sehingga produk ini sangat aman untuk digunakan. Secara detailnya, setiap satu ml larutan isotonik dalam obat tetes mata insto dry eyes mengandung 3,0 mg HPMC dan 0,1 mg BAK yang berturut-turut setara dengan 0,3% HPMC dan 0.01% BAK, kombinasi yang aman dan biasanya digunakan dalam obat tetes mata [17]. Sementara itu, rentang konsentrasi HPMC yang biasanya digunakan dalam obat tetes mata adalah antara 0,45–1,0 % [18]. Apabila konsentrasinya terlalu tinggi, HPMC menjadi lebih kental dan tidak cocok untuk mata. Perbandingan karakteristik air mata alami dan air mata buatan berbasis HPMC dapat dilihat pada tabel 1 yang mana keduanya menunjukkan kemiripan karakteristik. Meskipun secara spesifik data viskositas dan indeks bias dari 0,3% HPMC tidak berhasil saya temukan, Jaanus menyatakan dalam buku Clinical Ocular Pharmacology bahwa viskositas dan indeks bias HPMC pada rentang konsentrasi tersebut sangat cocok untuk mata manusia [19]. |
Keyakinan saya untuk menggunakan produk insto dry eyes semakin bertambah setelah saya mengecek izin edar produk tersebut melalui situs Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dengan memasukkan nomor registrasi DTL1438202146A1 yang tertera pada kemasan produk tersebut seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Di situs tersebut sangat jelas tertera bahwa obat tetes mata insto dry eyes memiliki izin edar dari Badan POM dengan masa berlaku hingga 27 Juni 2024. Hal ini membuktikan bahwa produk insto dry eyes sudah dipastikan aman digunakan untuk mengatasi mata kering. Selain itu, setelah saya melakukan pengecekan di situs Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), produk ini juga mendapatkan sertifikasi halal dari MUI dengan nomor sertifikat: 00140094950419 yang berlaku hingga 3 April 2021. Dengan semua informasi yang saya dapatkan mengenai kandungan zat aktif dan kemananan produk insto dry eyes, saya memutuskan untuk memilih obat tetes mata ini sebagai pahlawan saya dalam mengatasi penyakit mata kering yang saya alami.
# Saatnya Katakan "Bye Mata Kering!"
Setelah meneteskan insto dry eyes pada kedua mata saya tiga kali sehari sesuai dengan anjuran yang tercantum pada kemasannya, keluhan mata kering saya berangsur-angsur hilang sehingga saya bisa kembali bebas beraktivitas tanpa takut mengalami mata kering. Perubahan yang saya rasakan setelahnya juga cukup signifikan. Saya bisa lebih fokus dan produktif saat bekerja dibandingkan sebelumnya sehingga pekerjaan bisa selesai dengan memuaskan bahkan lebih cepat dari tenggat waktu yang telah ditentukan. Untuk teman-teman yang juga mengalami keluhan yang sama, saya sangat merekomendasikan insto dry eyes untuk mengatasi keluhan mata kering kalian karena obat tetes mata ini sudah terdaftar di Badan POM dan tersertifikasi halal. Jadi, jenis dan komposisi kandungan zat aktif di dalamnya sudah dipastikan aman dan cocok untuk mata kita. Selain itu, saya sudah membuktikan sendiri bahwa produk tersebut memang berkhasiat menyembuhkan mata sepet, mata pegel, mata perih, mata lelah dan gejala-gejala mata kering lainnya. Jadi, tunggu apalagi? Sudah saatnya kita bebas beraktivitas dan katakan "bye mata kering!" dengan insto dry eyes!
Referensi:
- Health WK. Dry eyes: Progress in diagnosis and treatment. Science Daily [internet]. 2015 August 27 [cited 2019 July 30]. Available from: https://www.sciencedaily.com/releases/2015/08/150827111643.htm
- Ranjan R, Shukla SK, Singh CV, Mishra BN, Sinha S, and Sharma BD. Prevalence of Dry Eye and Its Association with Various Risk Factors in Rural Setup of Western Uttar Pradesh in a Tertiary Care Hospital. Open Journal of Preventive Medicine. 2016. 6: 57-63. Available from: https://www.scirp.org/journal/PaperInformation.aspx?paperID=63274&
- Finlay Q and Reid K. Dry eye disease: when to treat and when to refer. Australian prescriber. 2018. 41(5): 160–163. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6202299
- Yodaiken M. Is Dry Eye Dangerous?. Dry Eyes Clinic [Internet]. 2017 February 28 [cited 2019 July 30]. Available from: https://www.dryeyesclinic.co.uk/is-having-dry-eyes-dangerous/
- Tear Film [Internet]. San Francisco: American Academy of Ophthalmology; [cited 2019 July 30]. Available from: https://www.aao.org/eye-health/anatomy/tear-film-3
- Cwiklik L. Tear film lipid layer: A molecular level view. Biochim Biophys Acta. 2016. 1858(10): 2421-2430. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26898663
- Mufti M, Sayeed SI, Jaan I, and Nazir S. Does digital screen exposure cause dry eye?. Indian Journal of Clinical Anatomy and Physiology. 2019. 6 (1): p. 68 - 72. Available from: https://www.innovativepublication.com/journal-article-details/IJCAP/article/8493/volume/234/issue/663
- Moon JH, Kim KW, and Moon NJ. Smartphone use is a risk factor for pediatric dry eye disease according to region and age: a case control study. BMC Ophthalmology. 2016. 16:188. Available from: https://bmcophthalmol.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12886-016-0364-4
- Reddy SC, Ying KH, Theng LH, How OT, Fu-Xiang PK, and Muhshin M. A Survey of Dry Eye Symptoms in Contact Lens Wearers and Non-Contact Lens Wearers among University Students in Malaysia. Journal of Clinical and Experimental Ophthalmology. 2016. 7: 522. Available from: https://www.omicsonline.org/open-access/a-survey-of-dry-eye-symptoms-in-contact-lens-wearers-and-noncontact-lenswearers-among-university-students-in-malaysia-2155-9570-1000522.php?aid=69079
- Arita R, Itoh K, Inoue K, Kuchiba A, Yamaguchi T, and Amano S. Contact lens wear is associated with decrease of meibomian glands. Ophthalmology. 2009. 116(3): p. 379-84. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19167077
- Is Your Medication Causing Dry Eye? [Internet]. New York: WebMD; [cited 2019 July 30]. Available from: https://www.webmd.com/eye-health/medication-cause-dry-eye#1
- Bhat SV. Biomaterials in Opthalmology. In: Bhat SV, editors. Biomaterials. New Delhi: Narosa Publishing House; 2002. p. 163-170. Available from: https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-94-010-0328-5_10
- Ludwig A and Reimann H. Eye. In: Boer YB, editors. Practical Pharmaceutics: An International Guideline for the Preparation, Care and Use of Medical Products. Switzerland: KNMP and Springer International Publishing; 2015. P. 163–184. Available from: https://www.springer.com/gp/book/9783319158136
- Singh AK. Review of Various Lacrimomimetics: Making The Appropriate Choice. Delhi Journal of Opgthalmology. 2019. 29 (3): 13–18. Available from: https://www.djo.org.in/articles/29/3/Review-of-Various-Lacrimomimetics-abstract.html
- Araujo DML and Galera PD. Ocular lubricants: what is the best choice?. Ciencia Rural. 2016. 46 (11): p. 2055–2063. Available from: http://www.scielo.br/scielo.php?script=sci_arttext&pid=S0103-84782016001102055
- Committee for Human Medical Product (CHMP). Benzalkonium chloride used as an excipient. European Medicines Agency [Internet]. 2017 October 9 [cited 2019 July 31]. Available from: https://www.ema.europa.eu/en/documents/report/benzalkonium-chloride-used-excipient-report-published-support-questions-answers-benzalkonium_en.pdf
- Tong L, Petznick A, Lee S, and Tan J. Choice of Atrificial tear formulation for patients with dry eye: where do we start?. Cornea. 2012. 31 (11): Suppl 1 :S32–6. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23038032
- Jones DS. FASTtrack Pharmaceutics Dosage Form and Design, 2nd edition. London: Pharmaceutical Press; 2016. p. 175. Available from: https://www.pharmpress.com/product/9780857110787/fasttrack-pharmaceutics-dosage-form-and-design
- Jaanus SD. Lubricants and other preparations for the dry eye. In: Bartlett JD, editors. Clinical Ocular Pharmacology. USA: Butterworth-Heinemann; 1989. p. 301-312. Available from: https://books.google.co.id/books?id=kA8lBQAAQBAJ&source=gbs_navlinks_s
- Husárová P. Preparation of injectable hydrogel microparticles based on silated-hydroxypropyl methylcellulose [Diploma]. Charles University; 2015. Available from: https://dspace.cuni.cz/handle/20.500.11956/63668